Selasa, 01 Oktober 2013

Tugas


Tugas membuat soal kelompok 2 (Bentuk-Bentuk Lingual atau Satuan-Satuan Gramatik)
1. 
Bagaimana proses menyetudi ilmu bahasa?
2. 
Unsur apa saja yang ada di dalam satuan lingual?
3. 
Bagaimana ciri-ciri dari unsur ultimat dan unsur langsung?
4. 
Bagaimana unsur-unsur ultimat dan unsur langsung dapat di tentukan?
5. 
Bagaimana cara membedakan bentuk dasar dan bentuk awal?
6. 
Apa tujuan dan manfaat untuk mempelajari dan mengetahui bentuk-bentuk lingual dan satuan gramatik?
7. 
Apakah bentuk tunggal dan bentuk kompleks saling berkaitan? Jelaskan!
8. 
Bagaimana proses terjadinya unsur-unsur ultimat?
9. 
Apakah ada ciri-ciri khusus dari bentuk-bentuk lingual?
10. 
Apa kelebihan dan kekurangan dari bentuk-bentuk lingual dan satuan gramatik?

Senin, 23 September 2013

Tugas


Tugas membuat soal materi kelompok 1 (Konsep Morfologi)

1.       Sebutkan 5 contoh hubungan morfologi dengan leksikologi!
2.       Jelaskan secara rinci bagaimana cara menentukan konflik atau bukan dalam morfem terbagi!
3.       Adakah penamaan kata yang berasal dari alam kemudian dikonvensikan lagi?
4.       Apakah perbedaan leksikal dan gramatikal, serta berikan beberapa contoh!
5.       Apa yang dimaksud dengan abreviasi, afiksasi, reduplikasi dan komposisi?
6.       Bagaimana cara kalian menanggapi kata yang digunakan oleh Vicky Prasetyo, seperti kudeta, kontroversi hati, harmonisasi, dan lain sebagainya. Apakah ada kaitannya dengan proses morfologi?
7.       Bagaimana cara mengidentifikasikan satuan-satuan bahasa sebagai satuan gramatikal sehingga bisa disebut morfologi?
8.       Apa kelebihan dan kelemahan dari morfologi?
9.       Bentuk-bentuk seperti juang, abai, dan henti dalam bahasa Indonesia termasuk dalam morfem terikat, tetapi apakah juang, abai, dan henti tersebut juga termasuk morfem bermakna leksikal?
10.   Apakah semua bahasa memiliki leksikon?

Selasa, 17 September 2013

Kelompok 3



 1. Muhammad Heri Setiawan (A1B112004)
 2. Redho Aulia (A1B112016)
 3. Frizki Afrilia (A1B112022)
 4. Yeni Wirnawati (A1B112040)
 5. Annisa (A1B112084)
 6. Yanti (A1B112088)
 7. Ovaliani Agrippina Tauflin (A1B112071)


Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang dapat membedakan makna/arti. Morfem dibagi menjadi dua yaitu: morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat tidak bisa berdiri sendiri, morfem terikat tidak terdapat sebagai sebuah kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata. Misalnya dalam bahasa Indonesia bentuk cinta, makan, dan satu adalah mofem, sedangkan ber- dalam kata bersatu disebut morfem terikat.

B. Perbedaan Morfem, Morf, dan Alomorf

Morfem
Morf
Alomorf
Satuan terkecil yang sudah diketahui maknanya.

Contoh:

mem              membawa
                       membuat

men               mendengar
                       menulis

meny             menyapu
                       menyanyi

meng             mengajak
                       menginjak

menge           mengepel
                       mengejar

mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-
dapat digunakan berulang-ulang, itu menandakan morfem.

Bentuk yang belum diketahui statusnya.



mem

men

meng                         morf

meny

menge
Variasi.




mem

men

meng                          meN

meny

menge


variasi dari morfem meN (meNasal).

C. Perbandingan Morfem dengan Kata

Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang dapat membedakan makna/arti. Morfem dibagi menjadi dua yaitu: morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat tidak bisa berdiri sendiri, morfem terikat tidak terdapat sebagai sebuah kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata.

Kata adalah Leksem (calon kata) yang telah mengalami salah satu proses morfologis.

Perbedaan antara morfem dan kata yaitu pada lingkup kajian morfologi morfem merupakan objek kajian terkecil dan kata merupakan objek kajian terbesar.


D. Prinsip-Prinsip Pengenalan Morfem

Untuk mengenal morfem secara jeli dalam bahasa Indonesia, diperlukan petunjuk sebagai pegangan. Ada enam prinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980), yakni sebagai berikut:

3.1  Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti atau makna yang sama merupakan satu morfem.
membaca                                        kemanusiaan
Contoh:
baca                                                   ke-an
pembaca                                          kecepatan
bacaan                                              kedutaan
membacakan                                 kedengaran
Karena struktur fonologis dan              Satuan tersebut walaupun
maknanya sama, maka satuan               struktur fonologisnya sama,
tersebut merupakan morfem                 bukan merupak morfem
yang sama.                                                     yang sama karena makna gramatikalnya berbeda.

3.2  Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonolis yang berbeda, merupakan satu morfem apabila bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau makna yang sama, dan perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
Contoh:
mem –             :  membawa
meN-
men  -              :  menulis
meny  -            :   menyisir
meng  -            :   menggambar
me-                   :   melempar
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.

3.3  Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur ontologis yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer. Perhatikan contoh berikut:
ber-       :  berkarya, bertani, bercabang
bel-        :  belajar, belunjur
be-         :  bekerja, berteriak, beserta
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar tempat itulah yang disebut distribusi komplementer.

3.4  Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang disebut morfem zero.
Misalnya:
Rina membeli sepatu
Rina menulis surat
Rina membaca novel
Rina menggulai ikan
Rina makan pecal
Rina minum susu
Semua kalimat itu berstruktur SPO. Predikatnya tergolong ke dalam verba aktif transitif. Lau pada kalimat a, b. c, dan d, verba aktif transitif tersebut ditandai oleh meN-, sedangkan pada kalimat e dan f verba aktif transitif itu ditandai kekosongan (meN- tidak ada), kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.

3.5  Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
a.   Jubiar membeli buku
b.  Buku itu sangat mahal
a.   Juniar membaca buku
b.   Juniar makan buku tebu
Satuan buku pada kalimat 1. a dan 1. b merupakan morfem yang sama karena maknanya sama. Satuan buku pada kalimat kalimat 2. a dan 2. b bukanlah morfem yang sama karena maknanya berbeda.

3.6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih kecil, adalah morfem. Misalnya, satuan ber- dan lari pada berlari, ter- dan tinggi padatertinggi tidak dapat dipisahkan lagiatas satuan-satuan yang lebih kecil. oleh karena itu,ber-, lariter, dan tinggi adalah morfem.