Prinsip-Prinsip
Pengenalan Morfem
Untuk mengenal morfem secara jeli dalam bahasa Indonesia,
diperlukan petunjuk sebagai pegangan. Ada enam prinsip yang saling melengkapi
untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980), yakni sebagai berikut:
3.1 Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti
atau makna yang sama merupakan satu morfem.
membaca
kemanusiaan
Contoh:
baca
ke-an
pembaca
kecepatan
bacaan
kedutaan
membacakan
kedengaran
Karena struktur fonologis dan
Satuan tersebut
walaupun
maknanya sama, maka satuan
struktur fonologisnya
sama,
tersebut merupakan morfem
bukan merupak
morfem
yang
sama.
yang sama
karena makna gramatikalnya berbeda.
3.2 Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonolis yang
berbeda, merupakan satu morfem apabila bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau
makna yang sama, dan perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara
fonologis. Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang
dilekatinya.
Contoh:
mem –
:
membawa
meN-
men
-
: menulis
meny
-
: menyisir
meng
-
: menggambar
me-
: melempar
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal
morfem yang dilekatinya.
3.3 Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur ontologis yang
berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih
dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan
mempunyai distribusi yang komplementer. Perhatikan contoh berikut:
ber- :
berkarya, bertani, bercabang
bel- :
belajar, belunjur
be-
: bekerja, berteriak, beserta
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar tempat
itulah yang disebut distribusi komplementer.
3.4 Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel
dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang
disebut morfem zero.
Misalnya:
Rina membeli sepatu
Rina menulis surat
Rina membaca novel
Rina menggulai ikan
Rina makan pecal
Rina minum susu
Semua kalimat itu berstruktur SPO. Predikatnya tergolong
ke dalam verba aktif transitif. Lau pada kalimat a, b. c, dan d, verba aktif
transitif tersebut ditandai oleh meN-, sedangkan pada kalimat e dan f verba
aktif transitif itu ditandai kekosongan (meN- tidak ada), kekosongan itu
merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
3.5 Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama
mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda.
Apabila bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda
maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
a. Jubiar membeli buku
b. Buku itu sangat mahal
a. Juniar membaca buku
b. Juniar makan buku tebu
Satuan buku pada kalimat 1. a dan 1. b
merupakan morfem yang sama karena maknanya sama. Satuan buku pada kalimat
kalimat 2. a dan 2. b bukanlah morfem yang sama karena maknanya berbeda.
3.6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan
morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan
lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih kecil, adalah morfem. Misalnya,
satuan ber- dan lari pada berlari, ter-
dan tinggi padatertinggi tidak dapat dipisahkan
lagiatas satuan-satuan yang lebih kecil. oleh karena itu,ber-, lari, ter,
dan tinggi adalah morfem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar