1. Muhammad Heri Setiawan
(A1B112004)
2. Redho Aulia (A1B112016)
3. Frizki Afrilia (A1B112022)
4. Yeni Wirnawati (A1B112040)
5. Annisa (A1B112084)
6. Yanti (A1B112088)
7. Ovaliani Agrippina Tauflin
(A1B112071)
Morfem
adalah satuan gramatikal terkecil yang dapat membedakan makna/arti. Morfem
dibagi menjadi dua yaitu: morfem terikat dan morfem bebas. Morfem terikat tidak
bisa berdiri sendiri, morfem terikat tidak terdapat sebagai sebuah kata tetapi
selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata.
Misalnya dalam bahasa Indonesia bentuk cinta, makan, dan satu adalah mofem,
sedangkan ber- dalam kata bersatu disebut morfem terikat.
B. Perbedaan Morfem, Morf, dan Alomorf
Morfem
|
Morf
|
Alomorf
|
Satuan terkecil yang sudah diketahui maknanya.
Contoh:
![]()
membuat
![]()
menulis
![]()
menyanyi
![]()
menginjak
![]()
mengejar
mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-
dapat digunakan berulang-ulang, itu menandakan morfem.
|
Bentuk yang belum diketahui statusnya.
![]()
men
meng morf
meny
menge
|
Variasi.
![]()
men
meng meN
meny
menge
variasi dari morfem meN (meNasal).
|
C. Perbandingan Morfem dengan Kata
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang dapat
membedakan makna/arti. Morfem dibagi menjadi dua yaitu: morfem terikat dan
morfem bebas. Morfem terikat tidak bisa berdiri sendiri, morfem terikat tidak
terdapat sebagai sebuah kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih
morfem yang lain menjadi satu kata.
Kata adalah Leksem (calon kata) yang telah
mengalami salah satu proses morfologis.
Perbedaan antara morfem dan kata yaitu pada lingkup
kajian morfologi morfem merupakan objek kajian terkecil dan kata merupakan
objek kajian terbesar.
D. Prinsip-Prinsip
Pengenalan Morfem
Untuk mengenal morfem secara jeli dalam bahasa Indonesia,
diperlukan petunjuk sebagai pegangan. Ada enam prinsip yang saling melengkapi
untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980), yakni sebagai berikut:
3.1 Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti
atau makna yang sama merupakan satu morfem.
membaca
kemanusiaan
Contoh:
baca
ke-an
pembaca
kecepatan
bacaan
kedutaan
membacakan
kedengaran
Karena struktur fonologis dan
Satuan tersebut
walaupun
maknanya sama, maka satuan
struktur fonologisnya
sama,
tersebut merupakan morfem
bukan merupak
morfem
yang
sama.
yang sama
karena makna gramatikalnya berbeda.
3.2 Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonolis yang
berbeda, merupakan satu morfem apabila bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau
makna yang sama, dan perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara
fonologis. Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang
dilekatinya.
Contoh:
mem –
:
membawa
meN-
men
-
: menulis
meny
-
: menyisir
meng
-
: menggambar
me-
: melempar
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal
morfem yang dilekatinya.
3.3 Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur ontologis yang
berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih
dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan
mempunyai distribusi yang komplementer. Perhatikan contoh berikut:
ber- :
berkarya, bertani, bercabang
bel- :
belajar, belunjur
be-
: bekerja, berteriak, beserta
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar tempat
itulah yang disebut distribusi komplementer.
3.4 Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel
dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang
disebut morfem zero.
Misalnya:
Rina membeli sepatu
Rina menulis surat
Rina membaca novel
Rina menggulai ikan
Rina makan pecal
Rina minum susu
Semua kalimat itu berstruktur SPO. Predikatnya tergolong
ke dalam verba aktif transitif. Lau pada kalimat a, b. c, dan d, verba aktif
transitif tersebut ditandai oleh meN-, sedangkan pada kalimat e dan f verba
aktif transitif itu ditandai kekosongan (meN- tidak ada), kekosongan itu
merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
3.5 Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama
mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda.
Apabila bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda
maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
a. Jubiar membeli buku
b. Buku itu sangat mahal
a. Juniar membaca buku
b. Juniar makan buku tebu
Satuan buku pada kalimat 1. a dan 1. b
merupakan morfem yang sama karena maknanya sama. Satuan buku pada kalimat
kalimat 2. a dan 2. b bukanlah morfem yang sama karena maknanya berbeda.
3.6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan
morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan
lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih kecil, adalah morfem. Misalnya,
satuan ber- dan lari pada berlari, ter-
dan tinggi padatertinggi tidak dapat dipisahkan
lagiatas satuan-satuan yang lebih kecil. oleh karena itu,ber-, lari, ter,
dan tinggi adalah morfem.
Nama : Santie Najmatunnisa
BalasHapusNim : A1B11 2009
Maaf sebelumnya, saya masih belum mengerti mengenai morf dan morfem terikat yang sama-sama tidak bisa berdiri sendiri menjadi sebuah kata, morfem terikat tidak terdapat sebagai sebuah kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata, begitu juga dengan morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya. Apakah morf dan morfem terikat itu sama atau berbeda, tolong jelaskan beserta contohnya!
Nim : A1B112043
BalasHapusSaya ingin bertanya mengenai perbedaan Morf dan Alomorf..kalian menjelaskan bahwa Morf yaitu bentuk yang belum diketahui statusnya sedangkan Alomorf yaitu variasi dari morfem tetapi dari contoh yang kalian berikan mengenai Morf dan alomorf itu sama saja , yang ingin saya tanyakan letak perbedaannya itu dimana ya? tolong jelaskan beserta contohnya !
Umi Hasanah (A1B112012)
BalasHapus1. Apakah ada kaitan materi anda dengan fonologi? jika ada tolong jelaskan bagaimna keterkaitan tersebut dan berikanlah contohnya !
2.Tolong jelaskan menganai prinsip kedua yang menyatan bahwa Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya? berikan contoh!
terimakasih
LILIK IRAWATI (A1B112002)
BalasHapusJika salah satu dari keenam prinsip di atas tidak ada, apakah itu berpengaruh dalam proses pengenalan kita terhadap morfem ???
kemudian pada prinsip ketiga mengatakan "Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur ontologis yang berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer." tolong jelaskan maksud dari prinsip ketiga tersebut karena saya kurang memahaminya ????
Nama: Kholil Anwar
BalasHapusNIM: A1B112061
Saya mau bertanya dalam bahasa Banjar apakah juga terdapat morfem terikat dan berikan contohnya?
nama : Santie Najmatunnisa
BalasHapusnim : A1B11 2009
saya akan menanggapi pertanyaan dari Kholil Anwar, menurut saya disetiap bahasa Indonesia maupun bahasa Banjar , pasti memiliki morfem terikat, contohnya didalam bahasa Banjar, Mancari, morfem Man- itu adalah morfem terikat sama seperti halnya pada bahasa Indonesia Mencari, Men- itu juga terikat karena morfem tersebut tidak dapat berdiri sendiri. itu menurut saya, silahkan untuk kelompok 3 menanggapinya seperti apa!
terima kasih
HapusNAMA : Putih Melati
BalasHapusNIM : A1B112083
Saya ingin bertanya apakah dalam satu kata terdapat morfem bebas dan morfem terikat sekaligus, jika ada jelaskan dan berikan contohnya?
Kelompok kami setuju dengan pendapat dari saudari Santie Najmatunnisa, dan kami akan menambahkan jawabannya lagi.
BalasHapusBegini saudara Kholil Anwar, Bahasa Indonesia dan Bahasa Banjar itu memiliki hubungan.
Contoh: Mencari-mancari, dari contoh itu terjadi perubahan bunyi namun memiliki arti yang sama, dan sama-sama memiliki satu morfem terikat dan satu morfem bebas.
Kami akan menjawab pertanyaan dari Putih Melati, tentu banyak kata-kata yang terdapat morfem bebas dan morfem terikat di dalamnya, bahkan kata itu juga ada didalam kamus bahasa indonesia, seperti bermain, berhenti, menggali, tertawa, dam masih banyak lagi.
BalasHapusNama : Rizqa rakhma dianti
BalasHapusNim : A1B112050
Saya ingin bertanya bisakah anda jelaskan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam enam prinsip dalam memudahkan pengenalan morfem itu?
Nama : Noor Janah
BalasHapusNIM : A1B112006
saya belum mengerti pada prinsip ke empat, maksud dari suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan itu seperti apa dan berikan contohnya?
Dini Ervina A1B112055
BalasHapussaya mencoba menambahkan dari jwbn teman2 sekalian,mengenai pertanyaan Putih Melati.Menurut saya dalam satu kata tidak terdapat morfem bebas dan morfem terikat secara bersamaan.Karena sebagaimana diketahui morfem bebas adalah disebut morfem bebas karena
morfem tersebut dapat berdiri sendiri.
Artinya, morfem tersebut sudah memiliki
makna tanpa disandingkan dengan morfem
lainnya. Sedangkan morfem terikat adalah
kebalikannya. Morfem terikat tidak akan
memiliki makna jika tidak disandingkan
dengan morfem lainnya.Jadi dapat saya simpulkan dari pernyataan tersebut bahwa morfem bebas dan morfem terikat itu berbeda satu sama lainnya sehingga dalam satu kata saya dapat mengatakan hanya akan ada satu morfem apakah itu morfem bebas,morfem terikat maupun morfem dasar.Terkecuali dalam satu kalimat tentu akan terdapat beberapa morfem tersebut.Disini saya akan memberikan contoh morfem bebas, di antaranya, mandi,
lari, makan, dan sebagainya. Sedangkan
contoh morfem terikat adalah awalan me(N),
awalan ber- akhiran –kan, akhiran –i, dan
sebagainya.
Terima kasih,semoga dapat diterima :)
Untuk saudari Dini Ervina mohon baca lagi pertanyaan dari Putih Melati, apakah dalam satu kata terdapat morfem bebas dan morfem terikat sekaligus, jika ada jelaskan dan berikan contohnya? dari pertanyaan tersebut jelas bahwa yang ditanyakan adalah kata yang memiliki morfem bebas dan terikat didalamnya.
BalasHapusBegini Dini Ervina, kata lari, makan adalah morfem bebas seperti yang anda jelaskan tadi, sedangkan morfem terikat seperi ber, kan, dan sebagainya. Kemudian kata bermain adalah kata yang memiliki morfem bebas dan morfem terikat yang menjadi satu kata. terima kasih.
Kelompok kami akan menjawab pertanyaan dari saudari Noor Janah, yang dimaksud dengan kekosongan disini yaitu morfem tersebut bermanifestasikan dengan kekosongan yang biasa disebut dengan morfen zero atau morfem tanwujud yang bisa disimbolkan Ø. Contoh dalam bahasa Sunda.
BalasHapus(1) Bumina oge tebih = rumahnya pun jauh
bumi = rumah
-na = nya
oge = pun, juga
tebih = jauh
(2) Rorompok oge tebih = rumah saya pun jauh.
rorompok = rumah
Ø = saya
oge = pun,juga
tebih = jauh
Dibelakang rorompok pada kalimat nomor 2, tidak terlihat bentuk apa pun yang berarti ‘saya’. Morfem yang menunjukkan orang pertama yang berparalel dengan –na yang berarti ‘–nya’ seperti terlihat pada kalimat pertama, tidak hadir. Morfem yang tidak hadir itulah yang disebut dengan morfem zero.
ia, terima kasih atas penjelasannya
HapusBegini ya,yg Dini maksudkan itu dalam satu kata itu tidak bisa terdapat morfem bebas ataupun morfem terikat secara bersamaan .. kalo morfem bebas ya morfem bebas aja terikat ya terikat aja ..
BalasHapustp maap ya kalo Dini salah ..
misalkan kata Mencari, nah menurut dini morfem apa itu, tidak apa-apa dini kita sama-sama belajar.
BalasHapussaya akan menanggapi pertanyaan dari putih ,saya setuju dengan dini ervina bahwa dalam satu kata itu tidak bisa terdapat morfem bebas dan morfem terikat sekaligus,
BalasHapuscontoh : makan =morfem bebas
ber+lari =berlari (morfem terikat) ber tdk akan memiliki arti jika tidak ditambah lari
lain halnya jika yang di tanyakan putih dalam 'satu kalimat' basa terdapat morfem bebas dan terikat
contoh andi berlari menuju meja.
berlari=morfem terikat
meja = morfem bebas
smoga dapat di mengerti dan mohon maaf jika jawaban saya salah he
saya nanya ke umi.
BalasHapusmisalkan kata Mencari, nah menurut umi morfem apa itu,
men =morfem terikat
BalasHapuscari = morfem bebas
tpi jika men tidak di tambahi cari trus apa makna dari men-nya
morfem terikat + morfem bebas =borfem terikat dan bebas
BalasHapusatau morfem terikat + bebsa = terikat aja he
maaf jika salah
nah, berarti dalam satu kata bisa terdapat satu morfem bebas dan satu morfem terikat, jadi kata mencari itu tidak bisa di katakan sebagai morfem terikat saja, karena juga ada morfem bebas di dalamnya, maaf juga kalau jawabanku salah, hahaha
BalasHapusKami akan menjawab pertanyaan dari Tuti Ria. Sebelumnya kami minta maaf, sebenarnya dalam tabel perbedaan tersebut ada panah-panah yang dapat membuat pembaca lebih mengerti, tapi ternyata panah-panah tersebut tidak bisa terlihat dengan baik.
BalasHapusContoh :
morfem meN- mempunyai struktur fonologis sebagai berikut
mem- : membuat, membeli
men- : mendidih, mendapat
meny- : menyaring, menyita
meng- : mengganti, menggali
menge- : mengebom, mengebor
me- : melamar, melayang.
Bentuk-bentuk mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me- merupakan morf.
Kemudian morf mem-, morf men-, morf meny-, morf meng-, morf menge-, dan morf me- itu merupakan alomorf dari morfem meN-. Semoga bisa dimengerti :)
kami akan mencoba menjawab pertanyaan dari Rizqa Rakhma Dianti, menurut kelompok kami kelebihan dan kekukarangan dari prinsip pengenalan morfem tersebut adalah Kelebihannya dengan adanya prinsip-prinsip tersebut memudahkan kita untuk lebih mudah mengenali apa itu morfem.
BalasHapusKekurangannya Biasanya dari prinsip pengenalan morfem tersebut ada bentuk-bentuk yang berulang yang mempunyai pengertian yang sama, namun ada juga bentuk-bentuk yang mirip yang mempunyai pengertian yang sama, adapun bentuk yang berbeda susunan fonem-fonemnya, jadi perbedaan tersebut susah dianalisis secara morfologis apabila kita kurang teliti
Kami akan menjawab pertanyaan dari sodari lilik irawati, menurut kelompok kami apabila salah satu prinsip tersebut dihilangkan ya tentu berpengaruh karena prinsip tersebutkan tujuannya untuk mempermudah kita dalam pengenalan morfem hingga kita dapat menganalisis morfem dengan benar.
BalasHapusMaksud dari prinsip ketiga tersebut adalah suatu kata yang tidak mempunyai susunan ontologis yang berbeda masih dapat dianggap satu morfem apabila mempunyai makna yang sama dan mempunyai distribusi yang komplementer, dan yang dimaksud distribusi komplementer disini yaitu penyaluran suatu kedudukan afiks yang bersifat saling mengisi atau bersifat melengkapi.
Contohnya : be+serta=beserta
Kami akan menjawab pertanyaan dari Umi Hasanah yang pertama, bidang morfologi yang konsentrasinya pada tataran struktur internal kata sering memanfaatkan hasil studi fonologi, misalnya ketika menjelaskan morfem dasar (butuh) diucapkan secara bervariasi antara (butUh) dan (bUtuh) serta diucapkan butuhkan setelah mendapat proses morfologis dengan penambahan morfem sufiks (kan). Jadi, ada keterkaitan antara morfologi dengan fonologi.
BalasHapuskami akan menjawab pertanyaan dari Umi Hasanah pada pertanyaan yang kedua morf itu artinya bentuk yang belum diketahui setatusnya jadi, morf itu selalu bergantung pada fonem awal morfem yang dilekatinya contohnya menyisir awal kata nya meny- kata dasarnya sisir
BalasHapusKami akan menjawab pertanyaan Santie Najmatunnisa, morf dan morfem terikat itu sama atau berbeda? morf dan morfem terikat itu berbeda, karena morf itu adalah bentuk yang belum diketahui statusnya sedangkan morfem adalah bentuk yang sudah diketahui maknanya, kemudian di dalam morfem ada yang namanya morfem terikat, morfem terikat itu bukan bentuk yang belum diketahui statusnya tapi morfem terikat itu adalah bentuk yang tidak bisa berdiri sendiri menjadi sebuah kata tanpa dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem sehingga menjadi satu kata. Jadi, morf dan morfem terikat itu berbeda. Untuk contoh kami belum dapat menemukan contoh yang berbeda mengenai morf dan morfem terikat tersebut.
BalasHapus